Selasa, 21 Februari 2012

Gerimis


Dibawah sebuah pohon yang rindang aku berdiri
Memandang langit menatap hari, disebuah bukit yang tinggi
Angin berhembus membawa kabar melalui rintik-rintik hujan
sambil berbisik ditelingaku walau aku tuli
Ada apakah gerangan?

Angin berhembus gerimis menetes dari rumput-rumput yang hijau
Kubiarkan diriku tebaring diatas permadani alam yang terhampar
Kubiarkan rintik-rintik hujan ini membasahi wajahku, tubuhku
Kupejamkan mataku, perlahan-lahan aku mengingat-Mu

KAU ciptakan dunia ini dengan begitu indah
Namun, kesibukan dunia ini membuat kita lupa
lupa akan keindahan alam disekitar kita

Cobalah kalian, berhenti sejenak saja
dari segala kesibukan, dari segala masalah
yang menghiasi kehidupan dunia ini

Berdiri aku disebuah bukit yang tinggi
Biarkan angin menerpamu seperti alang-alang mejulang
Rasakan dan dengarkan dengan hatimu tiap kali mereka berbisik
Tidakkah engkau rasakan, rintikan air mulai terbentuk dimatamu
menetes seperti gerimis, bercahaya seperti pelangi
Memunculkan kesadaran akan keindahan dunia ini

Maka, masihkah engkau enggan bersyukur?
Atas tanah yang begitu subur,
atas pepohonan hijau ,
atas udara sejuk yang kau hirup,
yang menjadi selimut dikehidupan ini

Masihkah engkau enggan bersyukur?

Sumedang, 08 Desember 2011
Oleh: Al Islamabad

Senin, 20 Februari 2012

HUJAN DERAS


Hujan deras dihatiku, mengguyur seluruh jiwaku
Langit hati pun menghitam, dengan begitu kelamnya
Angin berhembus kencang, menumbangkan pepohonan
Ketika kilat menyambar, memercikan cahaya
ada api didalamnya, begitu panas membara
membakar hatiku, mengguncang jiwaku
menghancurkan suasana hatiku

Hujan deras dihatiku, mengguyur seluruh jiwaku
Langit hati pun menghitam, dengan begitu kelamnya
Tak’kan sampai aku menyerah, apa lagi berputus asa
 Kar’na sudah ku tau, badai pasti berlalu
Hari cerah ‘kan datang, mengisi hari-hariku
Biarlah saat ini, kujadikan masa lalu
Satu episode dalam hidupku
Ketika kesal dan kecewa, mengganggu diriku

Sumedang, 08 Desember 2012
Oleh: Al Islamabad

Minggu, 19 Februari 2012

“DUNIA DEAF”


Saat aku berada di tengah-tengah dunia normal
dunia tempat dimana dahulu aku berasal
tempat yang pernah membuatku merasa begitu diterima
tempat yang pernah menjadi bagian dari hidupku, duniaku
Namun, kini tak bisa lagi aku,
mendengar suara-suara yang indah
selain suara samar yang tak jelas
dan gemuruh mengguruh ditelingaku
tak bisa menjauh dari diriku terus mengganggu aku
Dan kini saat aku berada di tengah-tengah orang normal
yang sebagian dari mereka pernah menjadi kawanku
Kini aku, merasa begitu asing
tersisihkan diantara mereka seolah aku tak lagi kenal mereka
dan kurasakan diriku terbuang, sendirian, kesepian

Saat pertama kali aku datang di dunia deaf,
diantara orang –orang tuli-bisu
Tempat bagi orang-orang seperti diriku,
atau bahkan lebih parah lagi
Kudapati diriku begitu asing diantara mereka
Mereka mampu berkomunikasi dengan sesamanya
dengan bahasa isyarat
bahasa yang tak kukuasai
Sehingga aku merasa, tetap sendirian, kesepian
Sepertinya, dunia ini tak begitu berbeda dengan dunia dimana aku berasal
Tapi, setidaknya aku
lebih mampu berbahasa Indonesia, jauh melebihi mereka
Sehingga, aku lebih suka baca-tulis,
sedang mereka lebih suka gambar-gambar

Telah kupikirkan baik-baik
dan sudah pula kuputuskan

“Dunia deaf”

Inilah duniaku bersama dengan orang-orang tuli-bisu
walau sulit, walau pun sulit, ku ‘kan coba ‘tuk tetap bertahan
Kar’na ku yakin suatu saat ku’kan mampu, menjadi bagian dari dunia mereka

Sumedang, 08, Desember 2012
Oleh: Al Islamabad

Penulis adalah: Islamabad@PujanggaDeaf,
Email                : islam_abad24@yahoo.com